Untuk melindungi diri dari hujan atau terik matahari kita biasanya menggunakan sebuah payung. Maka, repot rasanya jika sedang musim hujan tidak bawa payung. Bisa-bisa basah kuyup badan kita karena lupa membawa perangkat yang satu ini. Tahukah Anda, ternyata payung sudah digunakan sejak empat ribu tahun yang silam?
Pada zaman itu di China, payung kuno digunakan untuk melindungi diri dari terik matahari. Payung tersebut terbuat dari bahan kertas. Kemudian payung mengalami perkembangan di China dengan munculnya payung yang dapat digunakan untuk melindungi diri dari air hujan. Payung tersebut dibuat dari bahan lilin yang digunakan sebagai pelapis kertas payung.
Pada abad ke-16, payung mulai dikenal di belahan dunia barat terutama di Eropa Utara. Di Eropa, payung pada awalnya hanya digunakan sebagai aksesoris wanita pada saat bepergian. Barulah setelah penulis asal Persia, Jonas Hanway menggunakan payung di publik, payung mulai banyak digunakan oleh pria.
Saat itu di Eropa, gagang payung masih terbuat dari kayu dan tulang ikan paus sedangkan penutupnya terbuat dari kanvas yang diberi minyak. Gagang bawah payung dibuat dengan bentuk melengkung sehingga mudah untuk dipegang. Kemudian pada tahun 1852, gagang payung mulai menggunakan besi setelah ditemukan oleh Samuel Fox. Payung mulai diproduksi secara massal di pabrik sejak tahun 1928, tepatnya di Baltimore, Maryland.
Hingga kini, payung selalu mengalami perkembangan, terutama dari segi fungsinya. Bahkan sudah ada yang gagangnya dipadukan dengan teknologi terkini seperti Global Positioning System (GPS), hingga ke ponsel. Tapi, satu hal yang pasti, fungsinya yang utama tetap untuk memayungi diri dari hujan atau panas
0 komentar: