B Ubaedillah Kamil

Bandung, Indonesia

085-222-999-xxx

76C486E5

bubaka2000@gmail.com
::
Start
[Bubaka2000]
Logout

Navbar3

Search This Blog

5 Langkah Mengatasi Kelemahan Diri

Semua orang punya kelebihan dan kelemahan. Kelebihan atau kekuatan bisa mendatangkan sukses, sedangkan kekurangan atau kelemahan bisa mendatangkan masalah atau kegagalan. Karena itu, penting untuk memperbaiki kelemahan sebelum menimbulkan kejatuhan.

Berikut ini tip yang bisa Anda gunakan untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan yang ada dalam diri Anda:

Kenali kesalahan dan introspeksi

Untuk mengetahui di mana letak kesalahan Anda, telusuri semua kesalahan yang bisa dilihat. Berusahalah untuk menemukan kesalahan yang ada dalam diri Anda. Pikirkanlah mengapa Anda sampai melakukan kesalahan tersebut dan mengapa sampai Anda memutuskan untuk melakukan kesalahan tersebut. Analisalah. Jika Anda ingin mengenali kelemahan dalam diri Anda, introspeksilah. Egosentris adalah sifat di mana manusia selalu menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat suatu pemikiran atau perbuatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa saat orang menilai dirinya sendiri, orang akan selalu membenarkan sikapnya karena mengacu pada cara pandangnya sendiri. Untuk mencari penilaian yang obyektif, sebaiknya yang menilai adalah orang lain yang sudah mengenal Anda .


Buat catatan harian

Setelah Anda mengevaluasi diri dengan bertanya kepada orang-orang yang sudah mengenal Anda dengan baik, langkah selanjutnya adalah membuat catatan. Langkah ini memang lebih sulit, tapi memberikan hasil yang lebih baik. Buat catatan harian secara jujur dan terus terang, sama seperti apa yang orang-orang ungkapkan pada Anda. Kejujuran itu terkadang pahit. Tapi rasa pahit itu terkadang adalah rasa yang lezat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.


Terbuka terhadap kritikan

Anda benar-benar perlu mengetahui kelemahan Anda. Siapkan mental untuk mendengarkan kebenaran yang sulit tentang diri Anda sendiri. Simak tanggapan mereka. Dengarkan secara cermat tanggapan mereka. Tak ada gunanya Anda meminta penilaian jika tidak mendengarkan. Buka diri dan pikiran Anda untuk menerima segala kritikan orang lain terhadap Anda. Dan jadikan kritikan tersebut pemicu semangat Anda untuk memperbaiki diri dan mengembangkan segala potensi diri yang ada.


Motivasi diri Anda

Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mampu menjadi orang yang lebih baik. Berpikirlah positif tentang apa pun, termasuk tentang diri Anda. Jadikan kegagalan dan kesalahan masa lalu sebagai suatu pembelajaran untuk meraih prestasi. Hidup adalah suatu pembelajaran. Anda tidak akan pernah berhenti mencapai tujuan akhir dari kehidupan, yakni kematian. Anda harus punya semangat dan motivasi untuk memperbaiki diri. Kita semua memiliki kelemahan dan kekurangan. Namun bila kita mampu memahaminya, kekurangan itu sebetulnya bisa menjadi lebih dalam diri kita. Jadikanlah kekuranganmu sebagai kelebihanmu. Sadari kelebihan dan tingkatkan

Segala sesuatu memiliki dua sisi. Begitu pun dengan diri kita. Di tengah kekurangan pasti ada kelebihan. Yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah selalu berusaha maksimal, yakin akan diri kita, dan selalu berpikir positif. Masing-masing kita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Ada keunikan dan keunggulan dalam diri kita. Jangan selalu menggali keburukan diri sendiri. Cobalah menggali kelebihan diri. Misalnya, Anda tidak pintar, tapi sikap Anda baik. Itu kelebihan Anda. Atau Anda tak pandai berbicara, tapi punya hati untuk mendengarkan orang lain. Itulah kelebihan Anda. Sadarlah bahwa orang sukses juga mempunyai kekurangan. Tapi mengapa ia sukses? Karena tak berhenti pada kekurangannya.

Sumber

Read More --►

8 Cara Menghilangkan Kekhawatiran

KHAWATIR dan takut adalah dua hal yang berbeda, sekalipun nyaris mirip. Rasa takut punya objek yang jelas. Tetapi khawatir tidak. Ada perasaan tak menentu terhadap sesuatu yang tak jelas. Punya rasa seperti itu wajar-wajar saja. Tapi jika berlebihan dan sudah mengganggu, itu sudah tak wajar.

Berikut beberapa cara menghilangkan kekhawatiran :

1. Jangan biarkan kekhawatiran menguasai pikiran Anda. Tulislah apa yang Anda khawatirkan di atas secarik kertas. Tulis dengan jelas. Tulisan setidaknya bisa Anda jadikan alasan berbagi, ketika Anda tidak bisa menceritakan apa yang Anda khawatirkan pada orang lain. Orang yang tahu kekhawatiran Anda akan memberikan solusi. Dengan demikian, Anda akan tahu dan mampu membedakan mana yang pantas dikhawatirkan dan mana yang tidak.

2. Buatlah daftar tindakan yang seharusnya Anda lakukan secara spesifik. Setelah itu, lakukan tindakan itu. Lakukan mulai dari hal yang Anda anggap paling kecil dan sederhana. Lakukkan step by step sampai semua daftar "keharusan" Anda itu selesai. Cara ini dapat membantu Anda untuk fokus pada hal yang lebih besar, yang lebih banyak membutuhkan perhatian Anda.

3. Ambillah napas panjang. Rasakanlah nikmatnya menghirup udara perlahan-lahan. Hal ini menimbulkan efek relaksasi ketika Anda mengalami ketegangan. Selanjutnya fokuskan perhatian Anda secara menyeluruh pada langkah yang akan Anda lakukan hari itu. Ingat, ketenangan hati dan pikiran bisa menjernihkan logika dan perasaan Anda. Dan hal itu membantu Anda untuk membuat langkah yang lebih pasti.

4. Berpikir positif. Tekankan pada diri Anda bahwa Anda akan sukses menjalani apa yang akan Anda jalani. Anda akan mampu menyelesaikan permasalahan Anda dan akan mencapai tujuan yang Anda inginkan. Ini bukan persoalan percaya atau tidak, melainkan persoalan keyakinan dan berjuang. Isi pikiran Anda dengan hal-hal positif setiap hari.

5. Ciptakan gambaran dalam pikiran Anda bahwa Anda sedang melakukan tindakan tersebut (tindakan yang Anda tulis dalam daftar Anda dan memang seharusnya Anda lakukan). Lalu gambarkanlah hasilnya. Apa yang Anda lakukan? Bukankah hal itu yang Anda bayangkan dan baru saja Anda pikirkan berulang-ulang? Seperti apa rasanya melakukan hal tersebut? Bentuklah bayangan positif dalam pikiran Anda.

6. Sekarang bayangkanlah apa yang terjadi ketika Anda berhasil menyelesaikan semua langkah yang Anda tulis dalam daftar Anda (to do list). Lihatlah, bahwa kini Anda telah mampu melakukan semuanya dengan baik. Sadarilah apa yang Anda rasakan ketika Anda berhasil menyelesaikan semua yang Anda ingin lakukan. Dan perhatikanlah bahwa langkah-langnkah tersebut membuat kekhawatiran Anda berkurang. Atau bahkan hilang sama sekali. Simpanlah gambaran/bayangan itu dalam pikiran Anda dan tekankan itu sebagai suatu kesuksesan Anda dalam mengendalikan diri, mengendalikan ketakutan dan kekhawatiran Anda.

7. Sekarang, lakukanlah. Tunjukkanlah aksi Anda sekarang atau secepatnya. Hal ini harus menjadi prioritas Anda hari ini. Ini hanya cara untuk merealisasikan apa yang telah Anda rencanakan. Jangan sampai kekhawatiran kecil menjadi sebuah kekhawatiran besar. Anggap saja bayangan-bayangan Anda tersebut sebagai sebuah pengalaman masa lalu. Pengalaman Anda dalam menguasai diri. Dan Anda mendapat manfaat dari pengalaman Anda yang lalu tersebut. Sekarang, gunakan hal itu untuk mengatasi masalah yang Anda hadapi saat ini.

8. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada sesuatu yang akan terjadi jika Anda hanya memikirkannya dan tidak melakukan tindakan. Mereka yang gagal terus menerus diliputi oleh kekhawatirannya tersebut semakin bertambah ketika mereka memikirkannya tanpa melakukan tindakan apa pun. Sebaliknya, orang-orang yang berhasil adalah orang-orang yang memperlajari hal-hal yang baru, kemudian langsung menerapkannya. Sehingga apabila mereka salah, mereka akan langsung dapat menelusuri letak kesalahannya dan memperbaikinya sampai berhasil.

Bagaimana dengan Anda?

Sumber : Milis Iqra

Read More --►

Etika Berwirausaha

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya." (QS. Al-Maidah: 2)

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid fisabilillah." (HR.Imam Ahmad)

Rasul Adalah seorang entrepreunership atau wirausahawan. Mulai usia 8 tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun berdagang sebagai kafilah ke negeri Syiria dan pada usia 25 tahun Rasul menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Ini menunjukan bahwa Rasul merupakan seorang wirausahawan yang sukses.

Jiwa wirausaha harus benar-benar ditanamkan dari kecil, karena kalau tidak maka potensi apapun tidak bisa dibuat menjadi manfaat. Prinsip dari wirausahawan adalah memanfaatkan segala macam benda menjadi bermanfaat. Tidak ada kegagalan dalam berusaha, yang gagal yaitu yang tidak pernah mencoba berusaha.

Gagal merupakan informasi menuju sukses, keuntungan bukan hanya untung untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Kredibilitas diri kita adalah modal utama dalam berwira usaha, dengan menahan diri untuk tidak menikmati kebahagiaan orang lain sebagai keberuntungan kita. Jual beli bukan hanya transaksi uang dan barang, tapi jual beli harus dijadikan amal soleh yaitu dengan niat dan cara yang benar.

Uang yang tidak barokah tidak akan dapat memberi ketenangan, walau sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan membuat kita hina. Berjualan dengan akhlak yang mulia, pembeli tidak hanya mendapat fasilitas dan tidak hanya mendapatkan barang tapi juga melihat kemuliaan akhlak seorang penjual.

Sumber : Manajemen Qalbu - Abdullah Gymnastiar

Menggapai Rezeki Allah

Jumat, 26/06/2009 11:06 WIB

Assalamualaikum, ustadz, saya rikrik ingin bertanya mengenai rezeki allah, supaya lebih paham. trus yang jadi pertanyaan apa setiap orang rezekinya di cukupkan oleh Allah SWT? kalo di cukupkan mengapa masih ada yang miskin Rikrik Wirasetiadi

Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Rikrik yang dirahmati Allah swt

Sesungguhnya Allah yang memberikan rezeki seluruh makhluk-Nya, baik yang kecil maupun yang besar termasuk manusia didalamnya. Tidak ada satu pun makhluk yang terlewat dari mendapatkan rezeki dari-Nya dan semua itu tidak akan pernah mengurangi kekayaan-Nya sedikit pun, sebagaimana firman-Nya :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Artinya : "Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Huud : 6)

Setiap manusia tidak perlu merasa khawatir akan rezekinya karena itu semua sudah ditetapkan Allah swt ketika dirinya masih berupa janin didalam perut ibunya. Allah swt telah menentukan dan membatasi rezeki seseorang dan tidak akan pernah diambil oleh orang lain.

Seandainya setiap manusia menyadari akan hal ini tentulah hatinya akan merasa tenang terhadap rezekinya. Dengan demikian tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk mencarinya dengan cara-cara yang tidak dihalalkan, sebagaimana sabda Rasulullah saw,"… Bertakwalah kepada Allah dan perindahlah didalam mencari (rezeki). Janganlah keterlambatan rezeki menjadikanmu mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah.

Sesungguhnya Allah tidaklah memberikan apa yang ada disisi-Nya kecuali dengan ketaatan kepada-Nya." (HR. Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Hakim dan yang lainnya dengan lafazh yang sejenis) Allah membentangkan rezeki seluruh makhluk-Nya dan menentukan kadar atau ukuran yang diterima masing-masing mereka, sebagaimana firman-Nya :

اللّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاء وَيَقَدِرُ وَفَرِحُواْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ

Artinya : "Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (QS. Ar Ra'du : 26)

Allah yang melapang atau menyempitkan, mengangkat atau merendahkan, memberikan dan menahan rezeki seseorang. Dia mengayakan dan mencukupkan rezeki siapa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia juga memiskinkan dan tidak memberikan kecukupan rezeki siapa saja yang dikehendaki-Nya dan semua itu berjalan atas hikmah dan keadilan-Nya. Dia Maha Mengetahui siapa-siapa yang berhak mendapatkan kelebihan rezeki dan menjadi kaya dan siapa-siapa yang berhak atas kekurangan rezeki dan menjadi faqir. Adanya orang-orang miskin dan adanya orang-orang fakir adalah sunatullah didalam kehidupan manusia demi keberlangsungan kehidupan itu sendiri, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : "Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (QS. Az Zukhruf : 32)

Artinya : "Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu." (QS. Al An'am : 165)

Sesungguhnya dilebihkannya rezeki seseorang bukanlah berarti bahwa orang itu lebih dimuliakan dan diutamakan oleh Allah swt dari orang yang tidak mendapatkan kelebihan rezeki. Betapa kita telah menyaksikan banyak orang-orang musyrik, kafir para pelaku kemaksiatan yang memiliki harta banyak bahkan melimpah sementara tidak sedikit orang-orang shaleh yang tidak memiliki banyak harta bahkan hidup dengan penuh kekurangan harta benda atau miskin.

Dan tidak jarang semakin bertambah kekufuran dan kemaksiatan orang-orang kafir justru semakin ditambah harta benda dan kenikmatan dunianya oleh Allah swt hingga sampai batas yang telah ditentukan kemudian Allah timpakan kepada mereka adzab-Nya, sebagaimana firman-Nya :

Artinya : "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am : 44)

Jika didalam permasalahan harta benda ini seseorang melihat kepada orang lain yang lebih kaya maka tidak akan pernah menghasilkan sifat syukur kepada Sang Pemberi nikmat dan yang ada justru kekufuran, berprasangka buruk kepada-Nya dan menyesali berbagai amal shaleh yang telah dilakukannya karena beranggapan bahwa itu semua tidak memberikan perubahan apa-apa didalam kehidupannya.

Oleh karena itu didalam permasalahan ini hendaklah seseorang melihat kepada orang yang lebih kekurangan dari dirinya, sebagaimana hadits Rasulullah saw,"Lihatlah orang yang lebih dibawah dari kalian dan janganlah kalian melihat orang yang lebih diatas dari kalian sementara ia adalah orang yang berhak. Dan janganlah kalian menghinakan nikmat Allah kepada kalian." (HR. Muslim)

Rasa syukur atas segala nikmat Allah yang diberikan kepadanya betapa pun kecilnya merupakan sarana mendapat keredhoan-Nya dan menjadikan orang itu berhak untuk mendapatkan tambahan rezeki dari-Nya.

Artinya : "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim : 7)

Dan diantara hikmah keberadaan orang-orang kaya disamping orang-orang miskin adalah sebagai ujian bagi mereka terhadap nikmat yang diberikan kepada mereka. Allah swt ingin menguji orang yang kaya dengan kekayaan dan harta bendanya untuk kemudian menanyakan mereka tentang rasa syukurnya terhadap itu semua begitu juga dengan kefakiran yang diberikan Allah kepada seseorang adalah sebagai ujian baginya untuk kemudian menanyakannya akan kesabarannya terhadap kekurangan itu.

Tentunya kehidupan manusia berdiri diatas perbedaan, diantara perbedaan itu adalah adanya orang-orang kaya dan disisi lain adanya orang-orang miskin. Kehidupan tidak akan berjalan ketika seluruhnya adalah orang kaya atau seluruhnya adalah orang miskin. Untuk itu hubungan diantara mereka adalah hubungan yang saling membutuhkan demi menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia.


Wallahu A'lam

www.eramuslim.com

Read More --►