Sahabat saya yang telah memiliki semua kualitas yang dibutuhkannya untuk menjadi pribadi yang sepenuhnya sejahtera dan berbahagia,
Katakanlah ini seperti Anda menasehatkannya kepada seorang adik yang masih muda:
Adikku yang sedang bekerja keras menjadikan dirinya terpelajar dan ahli dalam ilmu dan pekerjaannya,
Aku mengundang hati baikmu untuk menyadari yang ini, bahwa
Sedikit sekali pemandangan yang lebih indah daripada orang-orang yang dengan gagah bekerja keras untuk menjadikan kehidupan orang lain lebih baik.
Dan ternyata, lebih sedikit lagi orang yang mampu melihat keindahan dalam kerja-keras yang mendatangkan perubahan baik, yang akan menjadikan dunia tempat bermain yang aman dan sehat bagi anak-anak kita, tempat bergaul dan bersahabat yang ramah bagi keluarga dan kerabat kita, dan menjadikan tanah air ini sebagai negeri yang indah dan yang membanggakan.
Perhatikanlah mereka yang bekerja keras bagi kebaikan kehidupan orang lain.
Merekalah pahlawan yang sebenarnya dalam kehidupan.
Mereka tidak risau apakah akan ada orang yang mengenali mereka sebagai pahlawan, atau akan ada orang yang menuliskan nama mereka dalam buku pelajaran sejarah anak cucu mereka di abad mendatang.
Mereka bahkan tidak menyadari bahwa keringat yang membasahi pakaian kerja mereka, adalah peluh yang sama indahnya di mata Tuhan dengan darah para syuhada, yang menggunakan dada mereka sebagai perisai untuk melindungi kedaulatan negeri dan kehormatan bangsanya.
Sedikit hal yang bisa menggantikan kerja keras yang tulus, dan istirahat dalam kesyukuran, dan penerimaan imbalan dengan penuh keharuan.
Maka marilah kita bekerja dengan tulus,
agar suci keringat yang membasahi kulit kita.
Marilah kita beristirahat dalam kesyukuran,
karena kita masih diijinkan bekerja, saat banyak saudara kita sedang merindukan pekerjaan yang belum tersedia bagi mereka.
Dan marilah kita menerima imbalan dari kerja keras kita dengan keharuan,
karena kita masih diijinkan untuk membiayai kehidupan diri dan keluarga yang kita cintai.
Apakah mungkin ada ke-sampai-hati-an di langit sana,
yang akan menahan kebaikan dari seseorang yang bekerja dengan tulus, beristirahat dengan bersyukur, dan menerima imbalan dengan haru?
Apakah Tuhan sampai hati membiarkan jiwa yang gagah dan indah hatinya seperti itu,
untuk berlama-lama dalam kelemahan dan kekurangan?
Apakah Tuhan akan membiarkan doa dan harapan jiwa yang memuliakan kehidupan seperti itu,
hilang dan menguap tanpa tercatat dan terjawab?
Apakah Tuhan yang dekatnya lebih dekat dari apa pun yang terdekat dari urat leher ini,
akan membiarkan tangisan hati yang setia kepada kebaikan keluarganya seperti ini,
… apakah Tuhan akan melambatkan jawaban?
Adikku yang kebahagiaannya sangat diperhatikan Tuhan,
Cintailah pekerjaanmu, karena pekerjaan adalah sarana pemuliaan kehidupanmu.
Jika tidak karena yang kau kerjakan, karena apakah engkau akan disejahterakan dan dibahagiakan?
Maka,
Cukupkanlah pengumuman bahwa engkau mencintai keluargamu.
Bekerjalah dengan tulus.
Jika engkau mencintai keluargamu, engkau akan bekerja dengan tulus.
Dan jika ada adikmu yang ke-keras-an kepalanya adalah untuk menolak kebaikan baginya, katakanlah ini kepadanya:
Engkau yang keras kepalanya adalah untuk kesulitannya sendiri, dengarlah ini dengan hatimu;
Apakah kau kira kesejahteraan dan kebahagiaan keluargamu dapat kau bangun dengan memperlakukan pekerjaanmu seperti tempat berlibur?
Apakah kau kira pekerjaanmu akan menjadi doamu,
jika engkau mengurangi hak mereka yang membayarmu,
mengurangi takaran dalam perniagaanmu,
berbohong untuk menutupi kebohonganmu,
menyalahkan orang lain untuk menyembunyikan kesalahanmu,
dan menggunakan nama Tuhan untuk memalsukan dosamu?
Apakah engkau menjadikan kehidupanmu sebagai doa yang tidak pantas didengar oleh Tuhan?
Maha suci Tuhan yang melindungi kita dari sifat-sifat buruk,
Adikku yang kebahagiaannya menjadi landasan dari semua doaku dan alasan bagi semua kerja keras ku,
Indahkanlah dirimu dalam pekerjaanmu.
Karena itulah yang akan menjadi pengharus bagi Tuhan untuk memindahkanmu ke pekerjaan yang indah, dari tempat yang tidak memuliakanmu.
Indahkanlah caramu dalam pekerjaanmu.
Karena itulah yang akan menjadikan pelebih takaran bagi imbalan yang kau terima.
Indahkanlah kesyukuran dan keharuan mu dalam menerima imbalan dari kerja kerasmu.
Karena itulah yang menjadi sebab bagi pemuliaanmu dalam tugas-tugas yang lebih besar.
Indahkanlah hatimu.
Karena itulah yang menjadikan Tuhan ikhlas menugaskanmu sebagai pengindah kehidupan sebanyak mungkin saudaramu.
Adikku,
Janganlah lagi engkau tertarik kepada apa pun yang tidak mengindahkan dirimu,
yang tidak mengindahkan pikiran dan perasaanmu,
dan pastikanlah engkau menjauhkan dirimu dari perilaku yang tidak mengindahkan namamu.
Indahkanlah nama mu, karena itu adalah cara untuk menjadikan nama mu berpendar dengan sinar dari nama Tuhan mu.
Dan itu hanya bisa kau bangun melalui pekerjaan yang memuliakan diri dan keluargamu.
Adikku yang berhak bagi tempat yang indah di surga,
Pekerjaan itu indah.
Janganlah engkau pernah lupakan itu.
………..
Marilah kita memilihkan diri kita sebagai pemimpin bagi kehidupan berbangsa yang baik, yang jujur, dan yang amanah. Semoga Tuhan menjadikan kita pribadi-pribadi teladan yang membangun kerinduan pada banyak jiwa untuk menjadi pribadi yang ikhlas hidup dalam kebaikan. Dan dengannya, mudah-mudahan Tuhan menyejahterakan kita dengan kesehatan, keharmonisan, nama baik, dan harta yang memampukan kita untuk menjadi pemimpin yang memuliakan sesama.
Katakanlah ini seperti Anda menasehatkannya kepada seorang adik yang masih muda:
Adikku yang sedang bekerja keras menjadikan dirinya terpelajar dan ahli dalam ilmu dan pekerjaannya,
Aku mengundang hati baikmu untuk menyadari yang ini, bahwa
Sedikit sekali pemandangan yang lebih indah daripada orang-orang yang dengan gagah bekerja keras untuk menjadikan kehidupan orang lain lebih baik.
Dan ternyata, lebih sedikit lagi orang yang mampu melihat keindahan dalam kerja-keras yang mendatangkan perubahan baik, yang akan menjadikan dunia tempat bermain yang aman dan sehat bagi anak-anak kita, tempat bergaul dan bersahabat yang ramah bagi keluarga dan kerabat kita, dan menjadikan tanah air ini sebagai negeri yang indah dan yang membanggakan.
Perhatikanlah mereka yang bekerja keras bagi kebaikan kehidupan orang lain.
Merekalah pahlawan yang sebenarnya dalam kehidupan.
Mereka tidak risau apakah akan ada orang yang mengenali mereka sebagai pahlawan, atau akan ada orang yang menuliskan nama mereka dalam buku pelajaran sejarah anak cucu mereka di abad mendatang.
Mereka bahkan tidak menyadari bahwa keringat yang membasahi pakaian kerja mereka, adalah peluh yang sama indahnya di mata Tuhan dengan darah para syuhada, yang menggunakan dada mereka sebagai perisai untuk melindungi kedaulatan negeri dan kehormatan bangsanya.
Sedikit hal yang bisa menggantikan kerja keras yang tulus, dan istirahat dalam kesyukuran, dan penerimaan imbalan dengan penuh keharuan.
Maka marilah kita bekerja dengan tulus,
agar suci keringat yang membasahi kulit kita.
Marilah kita beristirahat dalam kesyukuran,
karena kita masih diijinkan bekerja, saat banyak saudara kita sedang merindukan pekerjaan yang belum tersedia bagi mereka.
Dan marilah kita menerima imbalan dari kerja keras kita dengan keharuan,
karena kita masih diijinkan untuk membiayai kehidupan diri dan keluarga yang kita cintai.
Apakah mungkin ada ke-sampai-hati-an di langit sana,
yang akan menahan kebaikan dari seseorang yang bekerja dengan tulus, beristirahat dengan bersyukur, dan menerima imbalan dengan haru?
Apakah Tuhan sampai hati membiarkan jiwa yang gagah dan indah hatinya seperti itu,
untuk berlama-lama dalam kelemahan dan kekurangan?
Apakah Tuhan akan membiarkan doa dan harapan jiwa yang memuliakan kehidupan seperti itu,
hilang dan menguap tanpa tercatat dan terjawab?
Apakah Tuhan yang dekatnya lebih dekat dari apa pun yang terdekat dari urat leher ini,
akan membiarkan tangisan hati yang setia kepada kebaikan keluarganya seperti ini,
… apakah Tuhan akan melambatkan jawaban?
Adikku yang kebahagiaannya sangat diperhatikan Tuhan,
Cintailah pekerjaanmu, karena pekerjaan adalah sarana pemuliaan kehidupanmu.
Jika tidak karena yang kau kerjakan, karena apakah engkau akan disejahterakan dan dibahagiakan?
Maka,
Cukupkanlah pengumuman bahwa engkau mencintai keluargamu.
Bekerjalah dengan tulus.
Jika engkau mencintai keluargamu, engkau akan bekerja dengan tulus.
Dan jika ada adikmu yang ke-keras-an kepalanya adalah untuk menolak kebaikan baginya, katakanlah ini kepadanya:
Engkau yang keras kepalanya adalah untuk kesulitannya sendiri, dengarlah ini dengan hatimu;
Apakah kau kira kesejahteraan dan kebahagiaan keluargamu dapat kau bangun dengan memperlakukan pekerjaanmu seperti tempat berlibur?
Apakah kau kira pekerjaanmu akan menjadi doamu,
jika engkau mengurangi hak mereka yang membayarmu,
mengurangi takaran dalam perniagaanmu,
berbohong untuk menutupi kebohonganmu,
menyalahkan orang lain untuk menyembunyikan kesalahanmu,
dan menggunakan nama Tuhan untuk memalsukan dosamu?
Apakah engkau menjadikan kehidupanmu sebagai doa yang tidak pantas didengar oleh Tuhan?
Maha suci Tuhan yang melindungi kita dari sifat-sifat buruk,
Adikku yang kebahagiaannya menjadi landasan dari semua doaku dan alasan bagi semua kerja keras ku,
Indahkanlah dirimu dalam pekerjaanmu.
Karena itulah yang akan menjadi pengharus bagi Tuhan untuk memindahkanmu ke pekerjaan yang indah, dari tempat yang tidak memuliakanmu.
Indahkanlah caramu dalam pekerjaanmu.
Karena itulah yang akan menjadikan pelebih takaran bagi imbalan yang kau terima.
Indahkanlah kesyukuran dan keharuan mu dalam menerima imbalan dari kerja kerasmu.
Karena itulah yang menjadi sebab bagi pemuliaanmu dalam tugas-tugas yang lebih besar.
Indahkanlah hatimu.
Karena itulah yang menjadikan Tuhan ikhlas menugaskanmu sebagai pengindah kehidupan sebanyak mungkin saudaramu.
Adikku,
Janganlah lagi engkau tertarik kepada apa pun yang tidak mengindahkan dirimu,
yang tidak mengindahkan pikiran dan perasaanmu,
dan pastikanlah engkau menjauhkan dirimu dari perilaku yang tidak mengindahkan namamu.
Indahkanlah nama mu, karena itu adalah cara untuk menjadikan nama mu berpendar dengan sinar dari nama Tuhan mu.
Dan itu hanya bisa kau bangun melalui pekerjaan yang memuliakan diri dan keluargamu.
Adikku yang berhak bagi tempat yang indah di surga,
Pekerjaan itu indah.
Janganlah engkau pernah lupakan itu.
………..
Marilah kita memilihkan diri kita sebagai pemimpin bagi kehidupan berbangsa yang baik, yang jujur, dan yang amanah. Semoga Tuhan menjadikan kita pribadi-pribadi teladan yang membangun kerinduan pada banyak jiwa untuk menjadi pribadi yang ikhlas hidup dalam kebaikan. Dan dengannya, mudah-mudahan Tuhan menyejahterakan kita dengan kesehatan, keharmonisan, nama baik, dan harta yang memampukan kita untuk menjadi pemimpin yang memuliakan sesama.
0 komentar: