Sakinah 3.0
Penulis : Muhaimin Iqbal
Sakinah dalam bahasa Arab terjemahannya ke dalam bahasa Inggris yang agak pas adalah tranquility, dalam bahasa Indonesia tidak ada satu kata yang pas tetapi kombinasi dari sejumlah kata seperti ketenangan, ketentraman, kesentosaan dan sejenisnya. Setidaknya ada tiga versi sakinah yang seharusnya kita semua bisa merasakannya, kalau tidak bisa ketiganya, setidaknya dua diantaranya atau minimalnya satu diantaranya. Bila satu-pun tidak, bararti ada masalah dalam diri kita.
Sakinah versi yang pertama adalah ketika seorang laki-laki menikahi istrinya, maka yang ini seharusnya bisa dinikmati oleh semua orang yang menikah. Ayatnya banyak dikutip di surat-surat undangan :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS 30 :21)
Bila sakinah itu tidak hadir dalam pernikahan Anda, berarti ada masalah dalam pernikahan Anda dan Anda harus bisa berusaha memperbaikinya bersama pasangan Anda untuk bisa menghadirkan sakinah ini.
Sakinah versi yang kedua milik orang-orang mukmin. Ayatnya adalah :
“Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS 48 :4)
Karena iman itu naik dan turun, maka sakinah versi kedua inipun mengikuti naik dan turunnya iman Anda. Sering-seringlah berusaha meningkatkan keimanan Anda dengan berbagai amal ibadah yang menunjang keimanan – baik ibadah khusus seperti sholat, haji, i’tikaf dlsb; maupun yang sifatnya umum seperti menolong orang yang berada dalam kesulitan, bekerja dengan niat yang lurus dlsb.
Sakinah versi yang ketiga adalah yang paling banyak disebut di Al-Qur’an. Ini adalah sakinah yang diberikan oleh Allah ke hati orang-orang yang beriman yang berada di medan perang. Ayat-ayatnya antara lain adalah :
“Sesungguhnya Allah telah rida terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dengan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS 48:18)
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS 48:26)
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS 9 :26)
Inilah paradox sakinah itu, justru dihadirkan paling banyak ke hati orang-orang beriman yang sedang berperang di medan perang ataupun yang berjaga-jaga (ribat) di garis depan pertahanan kaum muslimin.
Sakinah tidak hadir di tempat-tempat pesta atau hura-hura, tidak hadir di rumah-rumah mewah ataupun tempat-tempat berlibur. Sakinah hanya hadir bila pernikahan Anda benar dan keimanan Anda lagi dalam kondisi terjaga. Sakinah bahkan paling banyak hadir di tempat yang kebanyakan manusia tidak menyukainya – yaitu di medan perang.
Sakinah versi ketiga inilah yang saya sendiri baru sempat menyaksikannya setelah usia mencapai setengah abad. Ketika mengunjungi pasukan kaum muslimin yang lagi berjaga-jaga di garis paling depan dari pertahanan umat ini dari musuh abadinya, yaitu kaum penjajah Zionis yang terus berupaya memerangi umat ini dan mengambil tanah-tanah kita.
Sakinah nampak benar dari wajah-wajah tentara kaum muslimin yang hanya berjarak 1 sampai 2 km dari wilayah musuh yang berbatasan dengan Gaza, sakinah juga nampak hadir di wajah-wajah pemimpin mereka yang kami temui. Salah satu menteri mereka yaitu menteri ekonomi Dr. Alaadin A Rafati bahkan masih sempat berdiskusi dengan santai dengan kami untuk berbicara banyak hal tentang ekonomi Gaza kedepan.
Tidak nampak kekawatiran sama sekali pada wajah-wajah mereka ini padahal ini sudah tahun ke enam negeri ini diembargo dan senantiasa harus selalu siap berperang melawan serangan-serangan musuh yang bisa setiap saat menghujani wilayah Gaza ini dengan senjata-senjata canggih mereka.
Sayang saya baru bisa menyaksikan sakinah versi yang ketiga ini (Sakinah 3.0), kalau toh ikut bisa merasakan hanya sejenak ketika berada bersama mereka. Sesudah itu saya masih harus segera balik mengurusi berbagai urusan duniawi, yang mudah-mudahan saja setidaknya bisa menghadirkan Sakinah 1.0 dan Sakinah 2.0-nya. Amin.