Jadilah Jiwa Yang Lebih Berani

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Katakanlah ini kepada adik kita yang lebih muda, yang sedang menggeliatkan dirinya keluar dari kungkungan rasa ragu, was-was, dan ketakutan-ketakutan untuk hal-hal yang sebetulnya tidak akan terjadi – jika mereka memberanikan diri untuk terlibat dalam tindakan nyata yang lebih ikhlas.
………..

Adikku yang dititipkan oleh ibumu kepada ibuku, agar aku melebihkan perhatian baik-ku untukmu, sadarilah bahwa;

Kita membutuhkan ruang untuk menampung keberadaan kita di dalam kehidupan ini. Ada yang membutuhkan sedikit, ada yang menginginkan banyak, dan ada yang tidak menyadari bahwa dia telah menduduki ruang yang seharusnya membahagiakannya.

Sebetulnya kita hanya membutuhkan ruang selebar kedua telapak kaki kita di ruang mana pun, tetapi untuk memasuki ruang baru yang belum kita kenal – kita sering menuntut agar disiapkan bagi kita sebuah ruangan yang lebih luas.

Sebetulnya tidak ada kekuatan di luar diri ini yang bisa menghalangi keputusan hati kita untuk pindah dan memasuki ruang baru yang lebih baik;
tetapi … walaupun penting dan harus – kita masih saja berkutat dalam keraguan, seolah untuk itu kita membutuhkan tenaga yang sebanding dengan kekuatan untuk memindahkan gunung.

Sebetulnya setiap ruangan memiliki setidaknya satu pintu masuk, yang belum tentu terkunci, dan jika terkunci pun – akan selalu ada cara untuk membukanya.

Tetapi, sebuah ruangan yang tidak berpintu pun, dan yang terbuka lebar, akan tampil sama tak tertembusnya dengan dinding bukit granit - bagi hati yang menggunakan formula pikir dan peta rasa yang usang, yang selama ini membuatnya merasa lebih tua dari kebanyakan orang muda yang lebih sejahtera daripada-nya.

Dan untuk sahabat kita yang terlalu berhitung seperti itu, tanyakanlah ini kepadanya:

Jika engkau sering menari dalam teater imajinasi kreatif mu, dengan kebanggaan yang kau sembunyikan keangkuhannya, membayangkan bagaimana kau ajarkan cara-cara yang lebih baik kepada orang lain, menguraikan kelemahan pada pendapat orang lain, merincikan kekurangan yang harus diperbaiki oleh para pemimpin besar – jika engkau mampu untuk itu semua, mengapakah tidak kau gunakan kekuatan mu itu untuk memulai sebuah perubahan kecil yang akan mengantarkan mu ke ruangan yang lebih ramah bagi keinginan-keinginan dari hati bebas mu?

Dan ini yang aku ingatkan kepada mu; bahwa …

Bukan kurangnya pengetahuan mu yang menghalangi keberhasilan mu, tetapi tidak cukupnya tindakan mu.

Maka, jadilah jiwa yang lebih berani.

Dan ingatlah ini, bahwa

Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup mu, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan mu.

Maka, … apakah langkah kecil mu yang berani, yang akan membangun keberadaan hidup mu – menjadi sejarah yang membanggakan bagi keturunan mu?

Kapankah engkau akan memulainya?
………..

Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya, Begitu dulu ya? Utamakanlah yang penting bagi Anda.

Berfokuslah pada yang membesarkan Anda, dan abaikan semua yang tidak memuliakan Anda.
Hidup kita hanya satu kali, dan bukan untuk dicoba-coba hidup dalam keraguan dan kelemahan.
Kehidupan Anda terlalu penting untuk digunakan melakukan hal-hal yang kecil.
Mudah-mudahan Tuhan menjernihkan pengertian kita, untuk melihat bahwa:

Satu-satunya jalan keberanian untuk memenangkan kehidupan yang baik adalah mengikhlaskan diri untuk bersegera melakukan yang telah kita ketahui sebagai yang harus kita lakukan, dan tidak menyia-nyiakan waktu dalam keraguan yang sejatinya adalah tanda dari tidak-utuhnya iman.

Marilah kita sadari, bahwa pengertian dari kalimat bahwa ‘Tuhan akan menjadi seperti yang kita sangka’ – adalah sebetulnya DAMPAK dari persangkaan itu BAGI yang menyangka.

Tuhan dalam semua kemuliaan Beliau, tidak terkurangkan ke-Maha-an-Nya – hanya karena kita berburuk prasangka terhadap Dzat Yang Maha Agung yang sangat kita kasihi itu.

Hanya kita, yang akan memperlakukan diri kita dengan buruk, jika kita berprasangka buruk terhadap Tuhan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mulia.

Hanya kita, yang akan memperlakukan kehidupan dengan tidak adil, jika kita menyangka bahwa Tuhan telah berlaku tidak adil.
Tetapi Tuhan tetap Maha Adil dan Maha Pengasih.

Dan hanya kita, yang berlaku seperti orang tak bertelinga dan tak bermata, jika kita menduga bahwa Tuhan tidak mendengar dan tidak memperhatikan.
Tetapi Tuhan tetap Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.

Maka,

Kita dan kehidupan kita akan utuh, lengkap, damai, sejahtera, cemerlang, dan dimuliakan - jika kita ikhlas menerima sifat-sifat ke-Maha-an Tuhan dengan selengkap dan seutuhnya.

Dan dia yang sudah seutuhnya berserah, tidak akan ada baginya kekhawatiran, keraguan, dan ketakutan.

Dan keberanian, adalah keadaan yang tanpa ketidak-beranian.
Dan dengannya, sebetulnya …
Keberanian adalah tanda iman.

………..

Sahabat saya yang hatinya baik,
Marilah kita mengkekasihkan diri kepada Tuhan.
Saya berharap bahwa Anda tetap berkenan untuk menjadi sahabat baik saya.
Sampai kita berjabat-tangan nanti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar